Selasa, 20 Maret 2012

Deteksi dini Kanker Serviks

Assalamualaikum Wr.Wb, apa kabar semuanya. udah lama saya gak posting karena pekerjaan lagi banyak dan kemarin sempet sakit. Tiba-tiba aja saya ingin post soal kanker serviks ini karena kejadiannya sudah semakin banyak. Kanker Serviks (Leher Rahim) adalah kanker pembunuh ke-3 pada wanita di dunia. Ada banyak faktor resiko keganasan ini dan ada banyak pula bagaimana cara mendeteksi awalnya. Sebelum kita membicarakan deteksi dini, ada baiknya saya jabarkan dulu tentang kanker serviks secara umum.



Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim, hal ini terjadi karena perubahan abnormal dari 2 tipe sel di serviks dan tidak bergunanya sistem kematian sel (apoptosis) yang bisa mengkontrol pertumbuhan sel, sehingga sel itu berkembang dengan sendiri terus menerus dengan jumlah yang tidak bisa dihentikan (inilah yang dinamakan sel-sel ganas). Kanker serviks biasanya berkembang lambat, awalnya dimulai dengan perubahan bentuk sel (displasia), masa inilah yang disebut Pre-Cancer. Kondisi ini bisa dideteksi dengan papsmear (masih dapat diobati). Sel Pre-Cancer butuh waktu beberapa tahun untuk menjadi sel-sel kanker.



Kenapa bisa terkena kanker serviks?
Sebagian besar kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV (Human Papilloma Virus) . Virus ini ditularkan melalui hubungan seksual. HPV punya beberapa tipe, 2 diantaranya yang menyebabkan kanker serviks, beberapa tipe lainnya penyebabkan PMS (penyakit menular seksual, genital warts). Wanita yang melakukan hubungan seksual di usia yang masih dini (di bawah 19 tahun) dimana sel-sel leher rahim belum cukup matur memiki resiko tinggi terkenanya penyakit ini. Gaya hidup yang terbiasa dengan seks multipartner meningkatkan resiko terkena infeksi HPV.

Saya perlu waspada jika ada gejala seperti apa?
1. biasanya pertama kali ditemukan perubahan sel menjadi abnormal lewat papsmear, belum ada gejala. tahap lanjut, dapat timbul gejala seperti perdarahan vaginal abnormal saat menstruasi atau diluar siklus, setiap habis berhubungan seks atau setelah menopause.
2. keputihan yang bau, warna kuning kehijauan dan seringkali berdarah.
3. nyeri sekali setelah berhubungan seks
4. Tanda-tanda kanker pada umumnya : cepat letih, tidak nafsu makan, Berat badan turun drastis, dll

Sekarang kita akan membicarakan bagaimana deteksi awal penyakit ini. Sudah menjadi kebutuhan wanita indonesia (sudah menikah dan diatas 30 tahun) mulai memeriksakan serviks dengan papsmear. Papsmear merupakan alat screening untuk mengetahui bagaimana kondisi leher rahim kita. Wanita di US sudah menjadikan papsmear sebagai kebutuhan penting sehingga kejadian kanker serviks disana tidak setinggi di negara-negara lain. Berikut ini akan saya jabarkan beberapa cara mendeteksi dini kanker serviks :
1. PapSmear
Papsmear atau Papanicolau test merupakan metode screening awal kanker serviks. Papsmear dapat menemukan proses pre-malignant (pre-cancer) dan malignant di leher servis (baik ectoservix maupun endoserviks). Metode ini dilakukan oleh dokter spesialis kandungan dan kebidanan dengan menggunakan spatula pengerik, diambil sedikit sample dari leher rahim yang berikutnya dibuat preparasi laboratorium. Nantinya akan diperiksa di laboratorium patologi anatomi untuk melihat apakah sel-sel masih normal, adakah sel radang atau adakah sel pre-cancer. Jika hasil normal, disarankan wanita ini melakukan papsmear setiap 1 tahun sekali.


2. Metode IVA
IVA atau Inspeksi visual dengan Asam Asetat. Metode ini dilakukan dengan cara mengoleskan asam asetat ke leher rahim, apabila ada perubahan warna pada leher rahim menjadi keputihan, dicurigai adanya lesi kanker. Jika dicurigai maka disarankan untuk dilakukan metode deteksi dini yang lainnya

3. ThinPrep PapTest
Metode ini metode baru, pengembangan dari papsmear biasa yang kadang memberikan hasil false positive. Metode ini lebih akurat. Alat pengambil sampel berbeda dengan alat papsmear biasa, dibuat sedemikian rupa untuk dapat mengambil sampel yang lebih luas. Dengan metode ini apabila hasil normal. Para wanita bisa melakukan screening 2 tahun sekali (tidak perlu 1 tahun sekali)



4. Tes DNA
Para ahli mengatakan tes ini paling ampuh, terutama untuk wanita berusia 30 tahun atau lebih. Tes ini dapat mendeteksi keberadaan virus HPV itu sendiri.

Bagaimana pencegahannya ?
wanita usia produktif (walaupun belum berhubungan seks secara aktif) sangat dianjurkan untuk divaksinasi sebagai pencegahan terhadap HPV. Ada 2 tipe vaksin yang saat ini sudah beredar CERVARIX ( proteksi terhadap 2 tipe HPV penyebab kanker servix) dan GARDASIL (proteksi terhadap 2 tipe HPV penyebab kanker serviks dan 2 tipe HPV penyebab kutil kelamin, vaksin ini lebih lengkap). Untuk itu jagalah tubuh kita dari bahaya infeksi HPV dan Kanker Serviks. Jangan lupa apabila anda sudah aktif berhubungan seks ada baiknya mulai pemeriksaan deteksi dini kanker serviks, yang paling simpel dengan papsmear ini. Mencegah lebih baik daripada mengobati.

Semoga bermanfaat untuk semuanya. Wassalam :)